Pangandaran, infopangandaran.id – Puluhan mahasiswa Universitas Padjadjaran (UNPAD) PSDKU Pangandaran dari Fakultas Keperawatan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Polres Pangandaran menggelar Simulasi Megatrush (SIMEGA) di Kampus Unpad PSDKU Pangandaran, Cintakarya, Parigi, Pangandaran, Sabtu (30/11/2024).
Simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan kesiapsiagaan mahasiswa dalam menghadapi potensi bencana alam, khususnya megathrust.
Acara ini dihadiri oleh Kaprodi Dr. Siti Yuyun Rahayu Fitri, S.Kp., M.Si., Koordinator Mata Kuliah Cecep Eli Kosasih, S.Kp., MNS., Ph.D., Penanggung Jawab Proyek Donny Nurhamsyah, S.Kep., Ners., M.Kep., serta Kepala BPBD Kabupaten Pangandaran Untung Saeful Rokhman, S.Sos., M.Si.
Menurut Cecep Eli Kosasih, simulasi ini merupakan bagian dari proses pembelajaran terintegrasi.
“Diharapkan mahasiswa tidak hanya memiliki pengetahuan teoretis, tetapi juga keterampilan praktis dalam penanganan bencana. Ini penting agar mereka siap menghadapi situasi darurat dengan profesionalisme,” ungkapnya.
Kepala BPBD Pangandaran, Untung Saeful Rokhman, menyoroti tingginya risiko bencana di wilayah pesisir Pangandaran yang memiliki garis pantai sepanjang 93 kilometer.
“Wilayah ini berada dalam zona risiko tinggi gempa bumi dan tsunami, berdasarkan indeks risiko bencana Indonesia. Mitigasi dan kesiapsiagaan sangat penting untuk mengurangi dampak jika bencana terjadi,” jelas Untung.
Ia juga menambahkan, penelitian pada 2023 menunjukkan potensi gempa hingga magnitudo 9,7 akibat pergeseran lempeng tektonik di Indonesia. Hal ini dapat memicu tsunami dengan tinggi gelombang hingga 34 meter.
“Melalui kegiatan ini, saya berharap mahasiswa memahami pentingnya kesiapsiagaan pra-bencana. Jangan hanya sekadar memenuhi tugas kuliah, tetapi jadikan kegiatan ini sebagai bagian dari panggilan jiwa untuk peduli pada penanganan bencana,” pungkasnya.
Simulasi ini diharapkan dapat membekali mahasiswa Fakultas Keperawatan Unpad dengan kemampuan profesional dalam menghadapi bencana, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana. (Agus Giantoro)